Showing posts with label Berita Manca. Show all posts
Showing posts with label Berita Manca. Show all posts

Tuesday, March 13, 2018

HUAWEI DILARANG MASUK AMERIKA SERIKAT


Amerika Serikat telah menyusun Rancangan Undang-Undang untuk melarang semua produk telepon genggam buatan Huawei dan ZTE masuk ke pasar negara tersebut.

Para pejabat di Amerika mengatakan 'kedekatan Huawei dan ZTE dengan pemerintah Cina' membuka peluang adanya 'pemantauan terhadap aktivitas warga Amerika melalui peranti atau layanan dari Huawei atau ZTE, yang berujung dengan risiko ancaman terhadap keamanan nasional'.

Bagi para pejabat di Washington menggunakan ponsel Huawei 'sama dengan membuka pintu bagi Cina untuk mematai-mata warga Amerika'.

Namun, direktur utama Huawei, Richard Yu, dalam wawancara dengan BBC menganggap bukan itu yang menjadi alasan utama mengapa Amerika melarang produk dan layanan telekomunikasi mereka.

"Para politisi di Amerika tidak ingin kami masuk ke sana karena kami terlalu kompetitif. Teknologi kami sangat maju dan kami sangat inovatif. Ini semua membuat Amerika khawatir," kata Yu.

"Kami terlalu kuat bagi perusahaan-perusahaan teknologi Amerika," kata Yu.

Apple iPhone X yang mahal dan canggih, apa reaksi media?
Reaksi Apple, Samsung dan Microsoft atas Wikileaks terkait CIA
Pimpinan Xiaomi klaim perusahaannya berkembang terlalu pesat
Yu juga menepas anggapan bahwa perusahaanya dekat dengan pemerintah di Beijing: "Itulah yang didengung-dengungkan oleh para politisi Amerika. Tapi kami adalah perusahaan independen."

"Itulah yang dikatakan supaya kami tak bisa masuk ke pasar Amerika," kata Yu.

Sudah menggeser Apple

Ia mengatakan Huawei akan menjadi perusahaan pembuat ponsel terbesar secara global baik dengan masuk ke pasar Amerika maupun tidak.

"Masuk atau tidak ke pasar Amerika, kami akan menjadi nomor satu... dari tahun ke tahun kami mencatat pertumbuhan yang sangat mengesankan," kata Yu.

Menurut data perusahaan analisis pasar Counterpoint Research, Huawei sekarang menjadi perusahaan ponsel pintar terbesar kedua secara global di bawah Samsung.

Tadinya posisi kedua ini ditempati oleh perusahaan teknologi raksasa Amerika, Apple.

Huawei adalah pemain yang relatif baru di bisnis telepon genggam pintar. Keberhasilan mereka mengalahkan pemain-pemain mapan seperti Apple tak lepas dari investasi besar-besaran di bidang riset, pemasaran yang agresif, dan ekspansi jalur-jalur penjualan, kata Counterpoint.

Huawei dan merek-merek lain dari Cina, seperti Xiaomi, lebih memilih penjualan langsung secara daring dengan konsumen pembeli yang melakukan pembayaran secara penuh di muka (upfront payment).

Model ini tidak biasa di Amerika namun sangat populer di Eropa, Amerika Latin, dan tentu saja di pasar dalam negeri di Cina.

 Source

Tuesday, March 6, 2018

Jakarta, CNN Indonesia -- Asal ada dana, turis bisa dengan mudah memilih beragam jenis tempat penginapan kota-kota besar Indonesia.
Tapi di Provinsi Anbar, Irak, tak ada hostel maupun hotel yang bisa didatangi, karena bangunan tersebut telah dihancurkan oleh kelompok ISIS saat melakukan serangan ke kawasan ini pada dua tahun yang lalu.

Saat ini, kelompok ISIS sudah terusir dari pusat kota Irak. Sejumlah pengusaha lokal mulai melirik bisnis tempat penginapan. Mereka berharap, kedatangan turis bisa kembali menggairahkan sektor pariwisata kawasan ini.

"Saat saya datang ke Ramadi, saya terkejut karena sama sekali tidak ada hotel di ini," kata Karim al-Basrawi, sales penjualan aksesori mobil dari Basra yang datang untuk perjalanan bisnis.
Karim lanjut mengatakan, kalau ia sampai mengetuk pintu rumah warga untuk mendapat informasi mengenai tempat penginapan.

Yang membuat Karim terkejut, warga yang membuka pintu rumahnya menerimanya dengan hangat, meskipun dirinya pemeluk Syiah dan mereka pemeluk Sunni, sama seperti sebagian besar warga di Anbar.
"Mereka malah menawarkan saya untuk bermalam. Mereka juga membuatkan saya makan malam," ujar Karim.

Menghormati Tuhan
"Keramahan adalah hal penting bagi kami. Kami menghormati tamu sama seperti kami menghormati Tuhan," kata Syekh Mohammad Khalef al-Shaabani, salah satu tokoh masyarakat yang tinggal di Ramadi.

Mengenai rencana pembangunan hotel, Mohammad Khalef merasa hal tersebut tak diperlukan, karena warga mau membuka pintu rumahnya untuk pendatang. Warga juga bakal memperlakukan tamu dengan ramah.

"Kami melakukan segalanya untuk menyambut tamu, saya pribadi tak merestui pembangunan hotel di sini," kata Mohammad Khalef.

"Saat membangun rumah, bahkan kami telah berpikir untuk membuat diwaniya (ruang tamu) yang besar. Kami tak ambil pusing jika harus tidur dalam satu kamar beramai-ramai," lanjutnya.

Senada dengan Mohammad Khalef, Omar al-Nimer juga mengatakan demikian.
Dirinya hanyalah seorang tukang cukur rambut, namun ia mengaku bakal menyambut tamu yang datang ke rumahnya dengan totalitas.
"Tradisi ini sudah dilakukan oleh keluarga saya sejak turun temurun. Contohnya, jika ada orang yang tersesat, kami akan memintanya untuk bermalam sebelum dia melanjutkan perjalanan. Kalau kami tak menawarkan hal tersebut, kami akan dicap buruk oleh tetangga," kata Omar.

Antropologis asal Perancis, Dawood Hosham, mengatakan kalau tradisi yang dilakukan masyarakat Irak ini sangat mengesankan.

"Dalam situasi ini, rasanya pendatang jadi tak begitu membutuhkan hotel, karena warga sudah menyambut mereka dengan begitu hangat. Tak hanya di Ramadi, tradisi ini dilakukan di kawasan Irak lainnya," kata Hosham, yang juga menulis buku 'The Tribes and Power in the Land of Islam'.

Tradisi pemersatu 
Di pusat kota Ramadi, terlihat konstruksi bangunan hotel yang proyeknya mangkrak sejak pertama kali dicanangkan pada tahun 2013. 
Proyek tersebut terhenti setelah kelompok ISIS memborbardir kawasan ini setahun setelahnya.
Salah satu pejabat pemerintahan daerah Anbar, Athal Obeid Dhahi, mengatakan kalau kawasannya membutuhkan hotel sebagai tempat penyelenggaraan acara besar, seperti pesta pernikahan atau pesta lainnya.

Namun, rencana tersebut tak mendapat dukungan dari masyarakat lokal.
"Saya jadi pesimis dengan kedatangan turis ke sini, jika tak tersedia fasilitas dan layanan yang mumpuni," kata Dhahi.
Mohammad Khalef memiliki pendapat berbeda, dengan mengatakan bahwa tradisi menyambut tamu bisa kembali mempersatukan kaum Syiah dan Sunni di Irak. 

"Kemurahan hati adalah keberanian. Keberadaan hotel bakal menghapus keberanian tersebut," pungkasnya.

VIRAL

Kondisi Terkini Gala, Putra Vanessa Angel

  Masih dalam suasana duka akibat insiden maut yang merenggut nyawa salah seorang artis tanah air Vanessa Angel, beredar video di TikTok ten...